Minggu, 06 November 2011

Bermain-main dengan Kesadaran

Bermain-main dengan Kesadaran
Mengapa Tiba-tiba Kita Sering Lupa?

Oleh: Wahyu Budi Nugroho[1]

Kiranya, kita sering mengalami peristiwa yang satu ini, tiba-tiba lupa ketika hendak mengambil sesuatu. Ya, hal tersebut sering terjadi dalam keseharian kita, namun bagaimana hal tersebut dapat terjadi—sering bahkan—dan apa penyebabnya?

Bisa jadi, benar anggapan yang berkembang dalam dunia psikologi bahwa manusia sering tak sadar akan dirinya. Beberapa tindakan kita seperti menguap, mengoceh ketika mengomentari sesuatu ataupun menunjukkan gestur tubuh tertentu kala menemui seseorang, agaknya membuktikan anggapan di atas. Lebih jauh, bagaimana mungkin secara tiba-tiba kita sering “tak sadarkan diri” (baca: lupa) kala tengah melakukan suatu aktivitas. Sebagai misal, pernah suatu kali, saya beranjak dari balkon menuju ruangan kerja untuk mengambil sesuatu, namun sesampainya, saya benar-benar lupa apa yang hendak diambil.


Faktual, peristiwa di atas dapat dijelaskan melalui sudut pandang psikoanalisis eksistensial. Perspektif tersebut meyakini bahwa sesungguhnya manusia memiliki dua ragam kesadaran dalam dirinya, yakni kesadaran reflektif dan nonreflektif. Kesadaran reflektif adalah kesadaran manusia akan keberadaan dirinya, sedang kesadaran nonreflektif adalah kesadaran manusia akan benda-benda (objek) di luar dirinya. Ketika kesadaran reflektif terdapat dalam diri manusia, maka secara otomatis ia melupakan keberadaan benda-benda yang ada di sekelilingnya. Pun begitu pula sebaliknya, ketika ragam kesadaran yang terdapat dalam diri manusia bersifat nonreflektif, maka dengan sendirinya ia “mengenyahkah” dirinya dan sekedar memperhatikan berbagai objek di luar dirinya.

Sebagaimana semisal di atas, ketika saya berniat mengambil sesuatu di ruangan kerja, maka kesadaran yang tengah menjangkiti diri saya adalah nonreflektif, mengingat terpakunya diri saya akan sesuatu benda yang hendak saya ambil. Namun, tiba-tiba saya berpikir agar tak tersandung lagi kala memasuki ruangan kerja mengingat permukaan tegel yang tak rata sebagai pembatas antara balkon dengan ruangan tersebut, seketika kesadaran saya pun berubah menjadi reflektif, saya memikirkan diri saya: “Jangan sampai aku tersandung lagi dengan tegel ini!”. Dalam pandangan psikoanalisis eksistensial, lompatan-lompatan kesadaran tersebutlah yang kerap kali membingungkan kita dan pada akhirnya membuat kita lupa atas sesuatu—barang yang hendak diambil. Dan, dalam pandangan terkait, melakukan lompatan kesadaran untuk kembali pada kesadaran semula (ingatan sebelumnya) tidaklah mudah, hal tersebut dikarenakan telah terciptanya ruang kosong atau rentang di antara satu kesadaran dengan kesadaran lainnya.

Aku akan mengambil BARANG itu! Nonreflektif
Jangan sampai AKU tersandung lagi! Reflektif

           
Melalui uraian ringkas di atas, kiranya dapat ditilik penyebab seringnya kita lupa akan sesuatu secara tiba-tiba. Hal tersebut tak lain disebabkan oleh permainan kesadaran reflektif dan nonreflektif yang berlangsung dalam diri kita.


*****



Referensi:
  • Sartre, Jean Paul. 1956. Being and Nothingness. New York: Philosophical Library.



             



[1] Sosiolog. Memiliki minat studi pada tema-tema sekitar otentitas dan resiliensi individu.

7 komentar:

  1. bsa jga kra sistem recall dri saraf yg kurang baik ya :)
    jgn lupa mampir ke eMingko Blog

    BalasHapus
  2. lupa bisa juga kita kurang konsentrasi dalam mengingat sesuatu

    BalasHapus
  3. bagaimana dengan lupa karena pikun apakah penyakit bukan

    BalasHapus
  4. makasih gan info nya mantaff. salam blogger

    BalasHapus
  5. wew ... berarti gw mengidap nonreflektif forever dong.

    wew .. mampir2 mas ke tempat gw ..

    BalasHapus